WELCOME TO MY BLOG Click here to get Dancing Lines

Rabu, 06 Oktober 2010

Ruang Angkasa Jurassic, Ketika Galaksi Kuno Ditemukan

Pernahkah kamu membayangkan menemukan dinosaurus di halaman belakang rumahmu? Inilah yang dialami para astronom. Mereka menemukan sebuah kehidupan masa prasejarah di halaman belakang aka disekitar ruang antar galaktik.

Yang dilihat para astronom ini adalah sekelompok galaksi kuno kecil yang telah menungu selama 10 milyar tahun untuk bersatu. Galaksi yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan tersebut tengah berada pada tahap membentuk galaksi elips yag besar. Sebenarnya pertemuan antar galaksi katai bukanlah hal yang aneh. kejadian ini umum terjadi dan secara normal bisa dilihat pada jarak milyaran tahun cahaya, yang juga menandakan kejadian pertemuan dan penggabungan itu terjadi milyaran tahun yang lalu. Yang menarik, galaksi yang merupakan anggota keluarga Hickson Compact Group 31, berada cukup dekat hanya 166 juta tahun cahaya. Komposisi dalam citra Hickson Compact Group 31 yang diambil Hubble terdapat 4 galaksi yang sedang berinteraksi.

Citra yang ditangkap Hubble ini sekaligus menjadi jendela informasi apa yang terjadi di masa lalu kala galaksi-galaksi besar terbentuk dari kelompok yang lebih kecil.

Interaksi Antar Galaksi
Selama beberapa dekade, para astronom telah mengetahui bahwa galaksi katai mengalami tarik menarik satu sama lainnya. Bentuk spiralnya yang klasik pada akhirnya mengalami tarikan dan mendorong keluar aliran panjang gas dan debu. Obyek paling terang yang ada dalam citra Hubble merupakan 2 galaksi katai yang sedang bertabrakan. Keseluruhan sistem tersebut bersinar terang oleh badai api bintang yang lahir. Badai api tersebut dipicu oleh gas hidrogen yang mampat sebagai akibat pertemuan pada jarak terdekat di antara galaksi, sehingga akhirnya runtuh membentuk bintang baru.

Informasi yang dapat diungkap dari hasil pengamatan Hubble menjadi sangat penting, karena disinilah petunjuk akan kisah interaksi kelompok galaksi. Kisah yang membawa para astronom untuk dapat menentukan kapan pertemuan akan dimulai serta bisa memprediksikan penggabungan yang akan terjadi di masa depan.

Sebenarnya para astronom sudah mengetahui keberadaan sistem ini beberapa waktu lalu karena bintang tertua pada beberapa gugus bola berusia 10 milyar tahun. Sebagian besar galaksi katai berinteraksi milyaran tahun lalu. Namun galaksi-galaksi tersebut baru mulai bersama untuk pertama kalinya. Dan kejadiannya pun belum lama, sekitar beberapa ratus juta tahun. Hanya sekejap mata dalam sejarah kosmik.

Kumpulan Bayi Bintang
Dalam kelompok yang padat ini, kemanapun para astronom melayangkan pandangan untuk mengamati, mereka justru menemukan kumpulan gugus bintang yang masih bayi serta area yang diisi dengan kelahiran bintang.
Teleskop Hubble mengungkapkan pada gugus yang paling terang, setiap kelompok memiliki setidaknya 100000 bintang, dan usianya kurang dari 10 juta tahun. Keseluruhan sistem kaya dengan gas hidrogen, materi yang membentuk bintang. Dengan menggunakan Hubble’s Advanced Camera for Surveys, para astronom berhasil mengungkap keberadaan gugus yang paling terang dan muda sehingga bisa dihitung usianya, sejarah jejak pembentukannya serta bisa menentukan kalau galaksi tersebut sedang berada dalam tahap akhir pembentukan galaksi yang lebih besar.

Keempat galaksi yang sedang berinteraksi tersebut termasuk berukuran kecil jika dibandingkan Awan Magellan Besar, satelit dari Bima Sakti. Kecepatannya terhadap satu sama lainnya diperkirakan cukup lambat hanya sekitar 60 km/detik. Jarak keempat galaksi tersebut juga relatif dekat hanya 75000 tahun cahaya satu sama lainnya, bahkan keempatnya cukup jika dimasukkan dalam galaksi Bima Sakti.

Tapi mengapa sistem ini butuh waktu lama untuk saling berinteraksi? Diperkirakan hal ini disebabkan keempat galaksi tersebut berada pada area dengan kerapatan rendah di alam semesta, atau bisa dikatakan di area pedesaan. Akibatnya untuk bisa bersama, dibutuhkan waktu yang lebih lama dibanding galaksi di area yang lebih rapat.

Sumber : Hubblesite
Selengkapnya...

Selasa, 05 Oktober 2010

Russia Persiapkan Roket Nuklir Untuk Misi Berawak Mars

Saat ini Rusia tengah berencana untuk membangun pesawat antariksa bertenaga nuklir untuk misi berawak ke Mars.

Menurut kantor berita RiaNovosti, Anatoly Perminov, Russian Federal Space Agency, menyebutkan bahwa Komisi pemerintah beranggapan kalau rencana itu sangat krusial. Namun demikian begitulah adanya jika ingin mempertahankan keunggulan kompetitif dalam ruang perlombaan.

Desain dasar akan siap pada tahun 2012 mendatang. Sebuah versi akhir akan memakan waktu selama sembilan tahun lagi, dan akan menelan biaya sekitar 580 juta USD atau sekitar 5,8 trilyun rupiah untuk pembangunannya, kata Perminov. Ini akan didasarkan sekitar reaktor nuklir berkapasitas megawatt, yang jauh lebih kuat daripada reaktor nuklir kecil yang menjadi pembangkit beberapa satelit militer Rusia.

“Proyek ini bertujuan untuk menerapkan skala besar program eksplorasi ruang angkasa, termasuk misi berawak ke Mars, perjalanan antar planet, penciptaan dan pengoperasian pos-pos planet”, kata Perminov. Tapi ia telah menghentikan pengajuan sebuah basis permanen di Mars.

Presiden Dmitry Medvedev mendukung proyek tersebut, dan mendesak pemerintah untuk mencari dana. Jika proyek berjalan nantinya, itu akan menjadi dorongan besar untuk program luar angkasa Rusia. Rusia saat ini menggunakan roket pendorong Soyuz yang telah berumur 40 tahunan, dan berencana untuk mengganti nya dengan yang lebih baik lagi.
Selengkapnya...

Toyota Kini Ciptakan Robot Partner Bagi Astronot Untuk Jelajahi Bulan Di Tahun 2020

Sejak pertama Neil Amstrong menjejaki bulan, sampai saat ini ekspedisi yang dilakukan di bulan masih saja terus berlangsung. Mengamati setiap tanda-tanda kehidupan dan masih banyak hal yang belum terjawab dari berbagai pertanyaan di benak para ilmuan, membuat para astronot pun terus-menerus menjelajahi luar angkasa demi menemukan jawaban dan jawaban tersebut.

Sayangnya manusia tentu saja punya keterbatasan dimana kehidupan manusia normal di bumi masih butuh makan, udara dan lain sebagainya. Begitu juga dengan yang dialami astronot, punya keterbatasan yang menyebabkan tak selamanya para astronot tersebut bisa berada berlama-lama di luar angkasa tanpa kembali. Solusi yang bisa diberikan adalah dengan bantuan robot, namun ini masih saja terus menjadi eksperimen dimana pembuatannya pun tentu tak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama pula.

Salah satu yang kini sedang bereksperimen dengan robot untuk bisa menjelajahi bulan adalah perusahaan ternama Toyota yang mana telah sempat mempresentasikan proyeknya dengan judul ‘Realization of Moon Exploration Using Advanced Robots by 2020′.

Rencana penggunaan robot ini memang diusahakan dengan perencanaan cukup matang dan jauh-jauh hari sekali karena selain membutuhkan dana yang cukup besar tentu perlu perhitungan dan rancangan benar-benar detail. Rencananya robot partner Toyota ini dirancang untuk dapat memasang sendiri pengisi dayanya, melakukan lompatan mekanis dan melakukan serangkaian kegiatan ekplorasi seperti halnya yang dilakukan oleh para astronot. Robot ini juga didesain cukup kuat untuk dapat cocok dengan suhu bulan sehingga tidak rusak ketika melakukan aktivitasnya di bulan. Tentu ini akan menjadi eksperimen panjang dan cukup mendalam nantinya. Tapi semoga saja proyek robot ini bisa berhasil sehingga ilmu astronomi di dunia bisa bertambah dan lebih berguna nantinya.
Selengkapnya...

Pemerintah Russia Bertekad Untuk Selamatkan Bumi Dari Tabrakan Asteroid

Antariksa tidak hanya terdiri dari bumi kita saja. Banyaknya planet serta gugusan bintang menunjukkan betapa besarnya jagad raya kita ini. Tak jarang antara satu komponen dengan komponen antariksa lainnya mengalami satu gejala tabrakan yang bisa menyebabkan ledakan besar.

Pemerintah Rusia telah mengkonfirmasi bahwa sedang merumuskan rencana besar untuk mencegah asteroid besar yang dikenal sebagai Apophis dari bertabrakan dengan bumi pada tahun 2036 mendatang.

“Seorang ilmuwan baru-baru ini mengatakan hal yang menarik tentang jalannya sebuah asteroid secara konstan mendekati bumi,” kepala Roscosmos Anatoly Perminov menjelaskan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh RIA Novosti.

“Dia telah menghitung bahwa asteroid itu pasti akan bertabrakan dengan bumi di tahun 2030-an.”

Namun, Perminov menekankan bahwa Kremlin tidak merencanakan serangan nuklir terhadap asteroid berbahaya tersebut.

“Tidak akan ada ledakan nuklir nantinya, semuanya akan dilakukan berdasarkan hukum fisika.”

Dia menambahkan bahwa Rusia akhirnya dapat mengundang ahli astronomi dari Amerika Serikat, Eropa dan Cina untuk berpartisipasi dalam proyek yang baru dimulai tersebut.

“Kehidupan manusia akan dipertaruhkan. Kami harus membayar beberapa ratus juta dolar dan merancang sistem yang akan mencegah tabrakan, daripada duduk dan menunggu hal itu terjadi dan membunuh ratusan ribu nyawa.”

Namun demikian, perlu dicatat bahwa ramalan mengerikan Perminov itu tampaknya bertentangan dengan pernyataan baru-baru ini diterbitkan oleh NASA yang meremehkan kemungkinan adanya tabrakan antara bumi dan Apophis.

Semoga saja rencana ini sukses sehingga uang yang dihabiskan pemerintahan Rusia benar-benar akan berguna nantinya untuk menyelamatkan kehidupan manusia di bumi kita tercinta ini.
Selengkapnya...

Plankton Bisa Terlihat Dari Luar Angkasa

Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton memegang peranan penting dalam kesehatan di Bumi.

Meski berukuran mikroskopis, plankton bisa terlihat dari luar angkasa. Bahkan, ukurannya nyaris seluas wilayah Irlandia. Satelit Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) mengabadikan kumpulan plankton yang menurut para ilmuwan menyerupai sapuan kuas maestro pelukis Prancis, Claude Monet.

Gambaran elektrik plankton yang berwarna biru terekam oleh satelit yang jaraknya ratusan kilometer di atas Bumi. Gambar tersebut diabadikan Mei lalu oleh satelit Envisat.

Algae kecil dalam plankton tampak mengeluarkan klorofil saat menyerap matahari, hingga memberi warna laut dan memungkinkan terlihat dari luar angkasa. Kumpulan plankton itu akan menarik binatang-binatang laut.

Para ahli mengatakan plankton memegang peranan penting dalam kesehatan di Bumi. Sebab, mereka menghilangkan karbon dioksida di atmosfer seperti halnya tetumbuhan di darat. Mereka juga punya peran vital dalam rantai makanan di laut.

Bulan lalu pemerintah Inggris memperingatkan kenaikan suhu di permukaan laut, perubahan stok ikan dan menurunnya penangkaran burung laut sebagai akibat dari perubahan iklim.

Menurut laporan tahunan yang ditujukan bagi pemerintah oleh hampir 100 ilmuwan dari 40 organisasi Inggris terkemuka, ikan, termasuk plankton, bergerak menjauh ke utara, antara 50 km sampai 400 km selama 30 tahun terakhir. Penelitian menunjukkan, jumlah fitoplankton di lapisan atas laut telah menurun tajam selama abad terakhir. Para ilmuwan yang menulis dalam jurnal Nature bulan lalu juga mengatakan penurunan itu diduga kuat terkait dengan peningkatan suhu air laut.
Selengkapnya...

Pengunjung

HAMSTER