WELCOME TO MY BLOG Click here to get Dancing Lines

Rabu, 09 Juni 2010

Keutamaan Shalat Sunnah

1. Menyempurnakan shalat
wajib dan menutupi
kekurangannya.
Berdasarkan hadits marfu’ riwayat Tamim
Ad-Daari -Radhiyallahu ‘anhu-:
“Amal yang kali pertama dihisab dari seorang
hamba pada Hari Kiamat nanti adalah shalatnya.
Bila shalatnya sempurna, maka akan dituliskan
pahalanya dengan sempurna. Bila belum
sempurna, maka Allah -Subhanahu wa
Ta’ala- berfirman kepada para malaikat-
Nya, ‘Lihatlah apakah kalian mendapatkan
hamba-Ku itu mengerjakan shalat tathawwu’
sehingga dengannya kalian menyempurnakan
shalat wajibnya?’ Demikian juga dengan
zakatnya, kemudian baru amal perbuatan lain
dihisab menurut ukuran tersebut.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
2. Mengangkat derajat seseorang dan
menghapuskan kesalahannya.
Berdasarkan hadits Tsauban maula Rasulullah -
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-, dari Nabi
bahwa beliau bersabda:
“Hendaknya kalian banyak-banyak bersujud.
Sesungguhnya apabila kalian bersujud kepada
Allah sekali saja, akan Allah angkat satu
derajat kalian dan akan Allah hapuskan satu
kesalahan kalian.” (HR. Muslim)
3. Memperbanyak shalat sunnah
merupakan sebab terbesar masuknya
seorang hamba ke dalam Surga, untuk
menemani Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi
wa Sallam-.
Berdasarkan hadits Rabi’ah bin Ka’ab Al-
Aslami -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa ia
bercerita, “Aku pernah menginap di rumah
Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-.
Aku membawakan air wudhu dan keperluan
beliau. Beliau berkata, ‘Mintalah sesuatu.’
Aku menjawab, ‘Aku ingin menjadi orang yang
menemanimu di Surga.’ ‘Atau ada
permintaan lain?’ Tanya beliau. ‘Itu saja.’
Jawabku. Beliau -Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam- bersabda:
“Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu
dengan memperbanyak sujud..” (HR. Muslim)
4. Shalat sunnah adalah amalan sunnah
lahiriyah yang paling utama setelah jihad
dan ilmu, baik mempelajari maupun
mengajarkannya.
Berdasarkan hadits Tsauban -Radhiyallahu
‘anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi
wa Sallam- bersabda:
“Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan
pernah sempurna. Ketahuilah, sebaik-baik
amalan kalian adalah shalat. Tidak ada yang
selalu menjaga wudhu selain orang
beriman.” (HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
5. Shalat sunnah di rumah akan membawa
keberkahan.
Berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah -
Radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah -
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- bersabda:
“Apabila salah seorang di antaramu usai
shalat di masjid, hendaknya ia menyisakan
shalat untuk dikerjakan di rumahnya. Karena
Allah menjadikan kebaikan di rumahnya dengan
shalatnya tersebut.” (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits marfu’ dari Zaid bin
Tsabit -Radhiyallahu ‘anhu- yang berbunyi:
“Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah
kalian, karena seutama-utama shalat
seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat
wajib.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam lafazh hadits Muslim:
“Hendaklah kalian mengerjakan shalat di
rumah kalian, karena sebaik-baik shalat bagi
seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat
wajib.” (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar -
Radhiyallahu ‘Anhuma- dari Rasulullah -
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam-, beliau
bersabda:
“Jadikanlah sebagian dari shalat kalian untuk
dilakukan di rumah kalian, dan jangan kalian
jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
6. Shalat sunnah dapat membuahkan
kecintaan Allah kepada seorang hamba.
Berdasarkan hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu
‘anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi
wa Sallam- bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku
umumkan peperangan kepadanya. Tidaklah
seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku
dengan amalan yang lebih Aku sukai daripada
amalan yang telah Aku wajibkan atasnya.
Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri
kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah,
hingga Aku mencintainya. Bila Aku telah
mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya
yang dengannya ia mendengar, menjadi
penglihatannya yang dengannya ia melihat,
menjadi tangannya yang dengannya ia memukul,
dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan.
Bila ia meminta, pasti akan Aku berikan. Bila ia
meminta perlindungan, pasti Aku beri
perlindungan. Tidak pernah Aku merasa bimbang
sebagaimana ketika Aku mencabut nyawa
seorang mukmin yang tidak menyukai kematian,
sementara Aku tidak ingin menyakitinya.” (HR.
Al-Bukhari)
Secara tekstual hadits di atas, kecintaan Allah
kepada seorang hamba akan muncul bila seorang
hamba istiqamah mengerjakan kewajibannya dan
selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya
melalui ibadah-ibadah sunnah setelah melak­
sanakan yang wajib, baik berupa shalat, puasa,
zakat, haji atau ibadah lainnya.
7. Meningkatkan rasa syukur seorang
hamba kepada Allah -’Azza wa Jalla-.
Berdasarkan hadits Aisyah -Radhiyallahu
‘Anha- bahwa Nabi -Shalallahu ‘alaihi wa
Sallam- biasa melakukan shalat malam hingga
telapak kaki beliau bengkak. Aisyah bertanya,
“Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu,
padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu
yang terdahulu maupun yang akan datang?”
Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh
menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Mughirah bin Syu’bah -Radhiyallahu
‘anhu- juga meriwayatkan bahwa ia
bercerita, Rasulullah biasa melakukan shalat
malam hingga kedua telapak kakinya bengkak-
bengkak. Ada orang bertanya, “Bukankah Allah
telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu
maupun yang akan datang?” Beliau menjawab,
“Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang
banyak bersyukur?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung

HAMSTER